Pages

Minggu, 01 Maret 2015

Cerpen : "Nasib"

Nasib


Rona bahagia terpancar di wajah imut Vivin karena gadis itu berhasil mendapat beasiswa. Senyam senyum sambil melangkahkan kaki menuju kantin kampus untuk menemui pacarnya, Alfa.
Alfa menanggapi rona bahagia Vivin dengan wajah yang tak bisa diartikan dengan kata-kata -wajah bodoh tanpa ekspresi-. Tanpa dipersilahkan Vivin langsung mengambil posisi duduk tepat di sebelah Alfa. Ekspresi laki-laki itu masih sama; tampang bodoh. Alfa melihat jam yang menggantung di dinding kantin, lalu melihat ke arah Vivin, “Udah minum obat?” Tanyanya sambil meletakkan tangannya di kening Vivin
“Apaan sih? Emank aku gila?” Vivin melotot sambil jari telunjuknya miring di keningnya. Raut wajah Alfa bisa dibaca oleh gadis itu.
“Aku dapat beasiswa.” Ceritanya dengan riang.
“Berarti sekarang kita makan siang, kamu yang bayar ya.” Jawab Alfa cepat.
“Kamu kok nggak ada perhatiannya sih?? Kasih ucapin ‘selamat’ kek.” Ucap gadis itu cemberut.
***
Sudah hampir pukul tujuh malam namun Vivin dan Alfa masih berada di kampus, menunggu hujan reda agar mereka pulang. Sering Vivin bertanya pada pacarnya itu, “apakah Alfa mencintainya?”, dan setiap ditanya seperti itu Alfa dengan mantap menjawab “pasti”.
Saat ini, kembali Vivin bertanya hal yang sama, lagi-lagi Alfa menjawab dengan jawaban yang sama juga.
“Aku kedinginan.” Keluh Vivin.
“Sini aku peluk!” Dengan sigap Alfa langsung meraih tubuh pacarnya.
Dengan cepat Vivin menjauh dari Alfa sambil marah-marah, namun laki-laki itu membalas memarahi Vivin. “Kamu tuh maunya apa? Katanya kalo cinta harus perhatian, aku kurang perhatian apa? Kamu bilang kamu kedinginan, karena aku perhatian sama kamu, makanya aku mau peluk kamu.”
Perang dinginpun terjadi, keduanya saling tutup mulut, tak ada kata yang terucap hingga hujan berhenti.
***
Sejak kejadian malam itu Alfa lebih berhati-hati dalam mengartikan satu kata itu; pengertian. Serba salah memang, selama ini Alfa sudah perhatian sedemikian rupa pada gadis yang ia cintai, namun perlakuannya belum bisa membuat gadisnya itu bahagia dengan perhatiannya, yang ada mereka malah sering bertengkar.
Seperti saat kejadian minggu yang lalu, saat Vivin mengunjungi Alfa di kostnya, Vivin sudah menyiapkan makanan kesukaan Alfa, semur jengkol dan sambal petai. Namun apa yang Vivin dapatkan saat ia tiba di kostan Alfa.
“Alfaaaa!!!”
Alfa gelagapan tak bisa berbicara apapun dan tak tahu harus berbuat apa, Vivin sudah melihat semuanya, dan Alfa dan bisa menyembunyikan apapun.
“Bisa kamu jelaskan semua ini?!” Suara Vivin semakin keras hingga terdengar oleh semua penghuni kost.
“Maaf, sayang. Ini bukan seperti yang kamu fikir.” Wajah Alfa memelas.
“Jelaskan!” Tegas Vivin dengan mata melotot dan hampir keluar.
Dengan terbata-bata ditambah rasa gugup yang luar biasa ditambah wajah Vivin yang terlihat sudah tak sabar memangsa laki-laki yang ada di hadapannya, Alfa menjelaskan apa yang terjadi.
“Jadi kamu koleksi semua ukuran beha wanita untuk mencocokkan dengan aku??” Vivin masih marah, namun tak lama ia malah bengong. Dengan cepat Alfa mengangguk.
“Aku mau kasih hadiah ulangtahun untuk kamu, supaya aku nggak dicap sebagai “laki-laki yang nggak perhatian”. Setidaknya aku berusaha perhatian.” Jawab Alfa datar dengan ekspresi wajah yang datar pula.
“Alfaaa!! Makan tuh beha!” Vivin melempar semua yang ada tangannya kepada Alfa.
***
 Dalam cinta, wanita memang butuh yang namanya perhatian, bahkan kaum mereka itu tak jarang menuntut untuk diperhatikan. Jika tidak, kaum adamlah yang akan merasakan sakit telinga lantaran dimarahi panjang kali lebar kali tinggi dari Sabang sampai Merauke, dari pulau dan benua, dari Merkurius sampai Pluto, meski kini Pluto telah dinyatakan hilang dari peredaran.
“Aku cinta sama kamu, Vin. Aku udah mencoba untuk tetap perhatian sama kamu. Aku mempelajari setiap detail yang kamu mau.” Ucapan Alfa kali ini serius.
“Maafin aku ya kalau aku masih belum bisa perhatian sama kamu.” Sambungnya lagi, kali ini disambut oleh anggukan Vivin yang berarti menerima permintaan maafnya.
Dengan wajah riang karena maafnya diterima, Alfa memberikan kotak yang sedari tadi ia sembunyikan dibelakangnya.
“Aku udah perhatiin dari bulan kemarin kapan kamu mendapat tamu bulanan, dan sekaranglah tanggalnya. Semoga kamu nggak marah lagi ya”. Ucap Alfa dengan wajah polos dan merasa tak berdosa,
Alfa menyerahkan kotak itu pada Vivin, dengan semangat Vivin membukanya. Betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat isi dari kotak itu.
“Kita putus!” Vivin pergi dengan membawa hadiah pemberian Alfa.
“Aku salah lagi? Padahal aku kasih itu karena aku perhatian kapan Vivin mendapat tamu bulanan, aku perhatian karena aku cinta. Cinta!”
Alfa menundukkan kepalanya dengan lesu, menarik nafas sedalam mungkin, menahannya beberapa saat sebelum menghembuskannya. Huffttt…
Nasib.
*** SELESAI ***

Biodata :
Siska L. Rumahorbo, lahir di Garoga, Sumatera Utara. Alumni dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Banten dengan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saat ini tinggal di Jayapura, bekerja sebagai Admin MCD di Telkomsel Regional Jayapura. Mari kita berteman. Bisa di add FBnya : Siska Lasria Rumahorbo, atau mau mention2an boleh juga @kikareky dan @kim289_, atau mau follow2an di instagram juga boleh @KIKAREKY, mau chat di LINE, add aja siskalasriarumahorbo. Mau baca-baca tulisannya, boleh banget di siskalasriar289.blogspot.com. Terimakasih :)

Foto alami tanpa pemanis buatan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar