Pages

Rabu, 21 Mei 2014

Cerpen : "Lebih Baik Gue Jomblo"

Lebih Baik Gue Jomblo

(Oleh : Siska L. Rumahorbo)


Aku melihat Rainy dari kemarin sepertinya dia sedang tidak konsen bekerja, meja kerja yang biasanya rapi dan bersih kini berantakan, banyak kertas-kertas berserakan, alat tulis berserakan, kucoba mendekatinya saat jam istirahat kantor, dan berbicara padanya.
“Lu kenapa Rai? Boss tadi nanyain lu ke gue, katanya lu nggak kayak biasanya. ” Tanyaku pada Rainy.
“Gue, galau Lin.” Jawabnya dengan wajah sedih.
“Galau mulu lu mah, kapan sih lu nggak galau?”
“Sialan lu Lin! Gue ribut sama Rian gara-gara cewe itu.”
“Nama lu sepertinya punya efek jelek dalam hidup lu.”
“Maksud lu apa Lin?”
“Rainy, kalau bahasa Inggris artinya kurang lebih hujan.”
“Trus, apa hubungannya sama hidup gue?” Muka Rainy terlihat bodoh.
“Ya jelas ada hubungannya non!”
Rainy nampaknya masih belum mengerti juga.
“Rainy artinya hujan, dan hidup lu selalu galau, selalu mendung, selalu sedih, bahkan lu nangis, dan tangisan itu adalah hujan dari mata lu.” Aku menjelaskan sejelas mungin, berharap Rainy akan mengerti.
Rainy diam sejenak, sepertinya dia mulai mencerna kata-kataku, aku tidak tahu apakah Rainy mengerti maksudku atau tidak. Dia masih terlihat bengong.
“Lu kenapa galau? Ribut lagi sama Rian?” Tanyaku.
“Iya Lin.”
“Elu sih, udah gue bilang putusin aja, lu keras kepala banget. Sayang sih sayang, tapi lu pake dong otak lu buat mikir sehat. Cewe manapun nggak ada yang mau kalo pacarnya punya pacar lagi.” Aku berbicara panjang.
Rainy diam sejenak, sepertinya dia benar-benar galau, tidak seperti biasanya, Rainy jadi lebih banyak diam dan agak lama mencerna perkataanku.
“Yang bikin gue lebih galau, mantan gue ngajak balikan, pas banget keadaan gue sama Rian lagi ribut gini.” Jawab Rainy kemudian.
“Jangan bodoh! Lu balikan sama mantan lu saat keadaan lu sama Rian lagi seperti ini? Lu bakal keliatan jadi cewe gampangan. Mikir!” Aku memarahi Rainy.
Bodoh sekali sahabatku ini, sudah jelas Rian menduakan dia, sudah jelas Rian punya pacar lain masih saja Rainy bertahan, dan mengaggap Rian akan berubah, perempuan aneh, dia membiarkan Rian pacaran dengan perempuan lain, entah apa yang ada dipikiran Rainy, aku sudah berulang kali mengingatkan bahkan mungkin sampai muntah darah, tapi tetap saja Rainy tak menghiraukan, aku mengusulkan untuk putus tetapi dia ingin kembali dengan mantannya jika putus dengan Rian. Rainy bodoh.
“Pokoknya gue mau putusin Rian dan gue balikan sama Dimas, mantan gue.” Kata Rainy.
“Terserah lu.” Aku pergi meninggalkan manusia labil itu, keras kepala.
***
Benar saja, saat jam pulang kantor Rainy menghampiri Rian yang berada di divisi sebelah, untuk apalagi kalau bukan memutuskan hubungannya dengan Rian.
“Rian sayang, aku mau putus sama kamu.” Kata Rainy yang sudah berada di meja kerja Rian. Walau sudah jam pulang kerja namun Rian masih belum pulang, Rian memang lebih suka berlama-lama dikantor daripada pulang cepat.
“Kenapa kamu tiba-tiba minta putus?” Tanya Rian santai.
“Aku nggak mau di duakan sama kamu, baru pacaran saja kamu sudah begini, bisa punya pacar selain aku. Gimana kalau kita nikah nanti?”
“Maksud kamu?” Tanya Rian.
“Nggak usah pura-pura bodoh, masih pacaran aja berani duain aku, kalau udah nikah bisa aja kamu poligami!” Kata Rainy menegaskan.
“Oh, jadi gitu alasan kamu mau putus?” Rian masih santai.
“Iya, dan jujur aku udah nggak kuat seperti ini, aku nggak bisa terima kamu perlakukan seperti ini, aku muak!”
“Oke, kalau kamu mau putus, nggak masalah.” Rian masih tetap santai, tidak ada perasaan bersalah, sedih ataupun perasaan lain, jelas saja, karena dia sudah memiliki pacar lain selain Rainy.
Rainy meninggalkan Rian dan akhirnya Rainy putus dengan alasan Rainy sudah tak sanggup lagi menerima bahwa Rian punya pacar lagi. Rainy sudah cukup sakit hati, cukup terbagi perhatian dan sayang Rian antara untuk Rainy dan untuk pacarnya Rian yang lain.
Setelah itu Rainy menghubungi Dimas meminta untuk bertemu, untuk apalagi kalau bukan untuk menerima Dimas kembali. Rainy pun meninggalkan kantor. Namun saat di gerbang kantor tiba-tiba Diky menghampiri Rainy. Diky yang satu divisi dengan Rian, yang sudah lama menyukai Rainy bahkan jauh sebelum Rainy kenal dan berpacaran dengan Rian.
“Gue udah denger kalo lu tadi putusin Rian, akhirnya kalian putus juga, gue udah lama nunggu saat seperti ini.” Diky mulai berbicara.
“Maksud lu apa? Lu seneng gue putus sama Rian?”
“Iya, dengan begitu gue bisa deketin lu, dan bisa jadi pacar lu, gue suka sama lu sebelum lu jadian sama Rian.”
“Bodoh! Kenapa baru bilang sekarang? Apa lu nggak tau kalo dulu gue suka sama lu, tapi lu cuek sama gue.”
“Gue bukan cuek, gue cuma mau liat sejauh mana rasa lu ke gue.”
“Udah ah, lu telat, gue ada janji sama orang dan dia yang bakal jadi pacar gue.” Rainy pergi meninggalkan Diky.
Dengan kata lain Rainy menolak Diky. Rainy pulang dan sekarang dia sudah berada di busway, Rainy masih berfikir tentang apa yang dikatakan Dimas tadi, Dimas menyukai Rainy sebelum Rainy berpacaran dengan Rian. Rainy sepertinya bingung harus bagaimana dengan semua ini. Rainy mengambil ponselnya dan dia menghubungi Dimas.
“Halo Dimas, sorry ya kita nggak jadi ketemu gue nggak enak badan.” Telepon terputus, Dimas yang berada diseberang telepon heran.
“Pusing gue, lebih baik gue jomblo daripada kaya gini.” Kata Rainy dalam hati.

*** THE END ***


Data diri :

Siska L. Rumahorbo, lahir di Garoga, Sumatera Utara. Alumni dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Banten dengan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saat ini tinggal di Jayapura, bekerja sebagai Admin MCD di Telkomsel Regional Jayapura. Mari kita berteman. Bisa di add FBnya : Siska Lasria Rumahorbo, atau mau mention2an boleh juga @kikareky dan @kim289_, atau mau follow2an di instagram juga boleh @KIKAREKY, mau chat di LINE, add aja siskalasriarumahorbo. Mau baca-baca tulisannya juga boleh banget di siskalasriar289.blogspot.com. Terimakasih :)

Sabtu, 17 Mei 2014

Puisi - "Meraih Restu"



Meraih Restu
(Oleh Siska L. Rumahorbo)

Malam berkabut sutra

Lewati setitik celah
Terbesit berkas bimbang
Mampukah? Sanggupkah?
Sementara titian berduri terus terbentang
Angan kita ingin gapai harapan
Kini, ku berdiri meniti memori
Yang telah pergi
Ingin rasanya aku berlari
pergi jauh bersama mimpi
Aku tak yakin bisa lewati
Segala cobaan yang menghalangi
Namun ku kan terus berjuang
Tuk gapai impian dan angan
Tuk mendapat restu bersama dia yang tersayang

Merak, April 2014

(Puisi di Grup Galeri Azzahra)

Puisi - "Hati Yang Teriris"



HATI YANG TERIRIS

Ingatkah kau tentang kita
Bahagia dalam lingkaran cinta
Tentang kita yang pernah bersama
Masih dalam satu cinta

Beribu tawa yang aku berikan
Namun kau balas dengan tangisan
Berjuta kebahagiaan yang ku hadirkan
Kau datang dengan pengkhianatan

Untuk cinta yang pernah menggebu
Untuk kasih yang kuberikan tulus
Untuk sayang yang selama ini hidup
Untukmu yang mengkhianatiku
Ku lepas kau ditemani gerimis
Ku lepas kau dengan hati teriris

Merak, Februari 2014

(Puisi di grup Goresan Pena Publishing)

Puisi - "Kehadiranmu"

Rasa takut dan rasa cemas
Rasa cemburu dan rasa rindu
Ku titipkan pada angin untuk membawa rinduku
Ku titipkan lewat doa untuk selalu menjagamu

 

Raga yang terpisah
Takkan menyurutkan cinta
Raga yang tak bersama
Takkan menghapuskan rasa
Dan, rindu yang menyelimuti hanya bisa dinikmati

 

Waktu bisa mengubah segalanya
Tetapi takkan mengubah sayangku untukmu
Waktu mungkin memisahkan kita yang bersatu
Tetapi waktu menyatukan kita yang terpisah

 

Kehadiranmu adalah hadiah
Rasa sayangmu adalah anugrah
Dan, memilikimu adalah kebahagiaan
Untukku dan hidupku



untuk kandidat-ku sayang : Reky