Pages

Senin, 09 Maret 2015

Cerpen : Maaf


Maaf

Wanita itu masih berdiam diri memandang surya yang akan tenggelam. Kepalanya sesekali tertunduk sementara seorang pria yang dari tadi berdiri di sampingnya masih setia menemani wanita cantik itu. Tangan pria itu meraih jemarinya dan menggenggam dengan lembut.
“Sha.” Panggil pria itu. Wanita bernama Masha itu memalingkan wajahnya dan memandang pria yang yang kini telah ada di hadapannya.
Pria itu mengusap wajah Masha lembut, dan menghapus airmata yang perlahan jatuh di pipinya. Jauh di dalam hati gadis itu bergejolak rasa yang tak menentu. Bohong jika tidak kecewa karena pria yang dicintai bersama dengan wanita lain. Bohong jika tidak sedih dan sakit hati jika cinta satu-satunya ternyata diduakan. Bohong jika tak ada kebencian walau masih ada sejuta cinta dan sayang.

“Maafkan aku, Sha.” Ucap Arya. Masha hanya memejamkan matanya dan kembali menundukkan kepalanya.
***

Masha masih sabar menunggu Arya di sebuah tempat yang sudah dijanjikan. Empat puluh lima menit lewat dari jam yang telah ditentukan. Tak sabar lagi menunggu Arya, ia mengambil ponselnya dan menghubungi Arya namun tak ada jawaban.
Dengan ragu wanita itu melangkahkan kakinya menuju rumah Arya, entah apa yang mendorongnya untuk pergi kesana namun kuat keinginannya untuk mencari kekasihnya itu di tempat kediamannya.
“Aryaa….” Suara Masha melemah ketika melihat Arya sedang berpelukan dengan Anggun, wanita masalalu Arya.
Seluruh tubuh Masha membeku, pandangannya menjadi kosong, bibirnya tak bisa mengucap sepatah katapun, dan fikirannya mulai tak terkendali. Arya dan Anggun menoleh ke sumber suara. Arya yang kikuk karena dipergoki kini menjadi salah tingkah.
Masha berlalu meninggalkan Arya dan wanita itu. Tanda tanya jelas berdatangan, mengapa ini terjadi. Masalalu itu, kenapa masih saja datang mengganggu. Bahkan mereka telah berkomitmen bahwa tak akan pernah ada hubungan sekecil apapun dengan yang namanya masalalu, namun kenyataan yang kini ia lihat, bertolak belakang.
***

Kejadian itu masih jelas diingatan Masha. Wanita itu sedikit menyesal karena sudah terlalu setia pada kekasihnya itu. Sekecil apapun ia berusaha menghindari masalalu, namun kekasihnya itu suka bermain dengan masalalu: begitu yang ada di fikiran Masha.
“Sha. Maafkan aku.”
“Ar, jika masalalumu terlalu indah untuk kau tinggalkan, lepaskanlah aku dan kembalilah padanya.”
Arya merasa seperti didorong ke jurang yang tak berdasar. Bukan karena ia tak bisa melepaskan Anggun namun Arya merasa Masha tak perlu tahu karena ingin menghindari pertengkaran lebih lanjut. Terkadang ada sesuatu hal yang benar-benar harus disimpan rapat dari pasangan, bukan bermaksud bohong atau tak terbuka karena setiap orang punya hak menyimpan privasinya.
“Kembalilah pada Anggun.” Suara Masha terdengar lemah disertai isak tangisnya. Airmata lagi-lagi menghiasi pipinya.
“Aku tak akan kembali padanya! Sha, dirimu adalah senja yang selalu ingin kulihat, yang selalu ingin kunikmati keindahannya. Senja yang selalu kupuja, kucinta, yang kusayang. Aku mencintaimu, sampai kapanpun!” Arya mendekap Masha dalam pelukannya.
Di senja yang mulai berganti malam, Arya meyakinkan Masha dan ia ingin agar masalah mereka selesai dan berlalu bersama malam. Berharap esok fajar datang membawa kebahagiaan baru bagi kehidupan mereka.

*** SELESAI ***

Data diri :
Siska L. Rumahorbo. Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, tinggal di Merak, Banten. Penggila Cristiano Ronaldo dan menyukai Real Madrid C.F, pencinta Mario Gotze. Bisa disapa di twitter @kikareky dan @kim289_ , FB/FP Kim Angella Fortune, blognya siskalasriar289.blogspot.com dan google.com/+SiskaLasriaRumahorbo020889. Bisa dihubungi via email di kikacantikcettarmembahana@gmail.com atau LINE di : siskalasriarumahorbo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar