Pages

Jumat, 27 Februari 2015

Puisi - "Life Start Here"


Life Start Here
(Oleh Siska L. Rumahorbo)

Lelah kumengeluh
Atas deras aliran peluh
Menyerah, enggan tuk mengayuh
Hidup yang seakan runtuh

Kini rasa membeku
Luka hati membiru
Karena racun yang berbungkus madu
Mulai mengganggu

Di Februari yang dihiasi tangis
Malammalam yang penuh harapan
Ku genggam yakinku
Bahwa inilah awalnya
Life start here

(Jayapura, 27 feb 2015)



Tentang penulis : 
Tentang Siska, bisa liat di profil yah. hehe :)
 

Fallin' in Love


Fallin’ in Love
(Oleh Queen Elsa)
 (Cerpen Dalam Buku "CANTIK")

Aku memandangi bayangan diriku di hadapanku. Otakku masih berpikir keras, sementara pria gemulai di belakangku memainkan gunting dan jepit rambut. Ia menatapku dari cermin. “Mau model seperti apa?” tanyanya dengan suara agak dibuat-buat. Tubuhku kaku, lidahku tak bisa menjawab. Kupandangi rambut panjang kecoklatan yang membingkai wajahku. Cantik. Setidaknya itu menurutku.
“Bagusnya?” kataku balik tanya sambil memainkan ujung rambutku. Aku berharap ia memberi solusi yang terbaik karena ia mungkin sudah ahli dalam bidang ini. Pria tinggi kurus itu memerhatikan wajahku atau mungkin lebih tepatnya bentuk wajahku. Ia menggeleng. Aku meraih ponselku dan mencari foto Taeyeon SNSD saat masih berambut pendek yang kusimpan dalam galeri ponselku, kemudian menunjukkannya pada pria di belakangku. Ia tersenyum dan mengangguk-angguk pelan menandakan ia sangat ahli dalam bidang itu.
Ia mulai memainkan guntingnya di rambutku. Beberapa menit kemudian ia melepas kain tipis yang menutupi bahuku dan rambutku sudah tampak seperti Taeyeon SNSD meskipun wajah kami sangat berbeda. Kuakui aku sangat puas dengan hasilnya. Aku memainkan poni tipis yang kini lebih pendek dan lebih rapi dari sebelumnya. “Sudah cantik” ujarnya ceria melihat hasilnya yang tidak mengecewakan.
Aku tersenyum meninggalkan salon itu. Semoga kau bisa melihatku sedikit saja. Kataku dalam hati. Sebenarnya aku sangat menyayangi rambutku yang jatuh terbuang, tapi ini semua kulakukan demi dia yang sudah menyita perhatianku, Wicky. Nama yang unik bukan? Seunik yang punya nama itu. Ia tidak begitu tinggi tapi punya aura yang luar biasa menenangkan di setiap langkahnya. Saat ia berjalan, semuanya tampak terdiam dan memusatkan perhatian hanya padanya.  Saat ia tersenyum, waktu seolah berhenti atau mungkin hanya waktuku yang berhenti hingga membekukanku. Itu hanya menurutku saja. Baru kutahui bahwa ia menyukai gadis berambut pendek. Itu sebabnya aku mendatangi salon sore ini dan memendekkan rambutku.
***
            Aku berjalan melambat begitu melewati kelasnya saat hendak menuju kelasku di sebelahnya. Dengan sedikit sok asik aku meninggikan volume suaraku berharap ia melihatku dan menyadari perubahan yang menurutku cukup signifikan dariku. Tapi sepertinya cara itu belum berhasil.
            Siangnya, seusai mata kuliah pertama aku kembali membuat keributan kecil dengan geng-ku berharap ia melihatku dan tertarik padaku sedikit saja. Kulihat dari ekor mataku, ia memang melihatku. Entah apa yang ada di pikirannya tapi ia seperti mulai menyadari sesuatu yang berubah dariku. Namun, ia berlalu meninggalkan aku dan gengku tanpa senyum atau respon apapun. Mungkin yang ada di pikirannya aku ini orang yang cerewet dan berisik.
            Beberapa menit kemudian, ia kembali bersama teman-temannya. Dari pembicaraannya, mereka tampak sedang membicarakan sesuatu yang seru.
“Aku menyesal tidak melihat penampilan Dasom semalam”
“Aku tidak menyangka kau salah satu dari mereka penggemar K-POP” ujar yang lain sambil menepuk bahu Wicky cukup keras.
“Aku masih normal, kalau melihat yang cantik juga pasti tertarik” pembicaraan mereka mulai tak terdengar seiring langkah mereka yang semakin menjauh menaiki tangga. Satu lagi informasi yang kudapat secara tidak langsung darinya. Ia menyukai Dasom, atau mungkin gadis dengan korean style.
Mungkin kau sudah bisa menebak apa yang kulakukan malam ini. Yup! Mencari foto-foto Dasom dan mendownload tutorial make up ala korea. Aku tidak pandai dalam hal ini, tapi aku harus melakukannya. Tidak ada salahnya. Aku akan ambil positifnya, jika Wicky tidak juga melihatku setidaknya aku sudah bisa merias diriku dan tampak lebih segar dan tidak pucat.
Keesokkan harinya, aku bak menjadi salah satu artis VIP dalam Grammy Award. Kukira ini biasa saja, karena pastinya masih ada seorang yang make up-nya lebih dariku. Tapi kurasa semua orang memandangiku hari ini. Kupercepat langkahku untuk menuju toilet. Kuperhatikan mataku yang kini terkesan membesar karena eyeliner yang kugoreskan cukup tebal dan panjang dengan ujung yang meruncing menyerupai sehelai daun. Bulu mata yang terbuka lebar hingga menunjukkan softlens berwarna abu-abu yang kupakai. Alis yang kini terbentuk rapi namun masih terbilang wajar. Tidak seperti seorang yang─kau tahu aku biasanya menyebut pagar ayu bagi penyambut tamu di acara pernikahan. Bedakku juga masih tidak setebal artis yang hendak konser, hanya saja mampu menghasilkan kulit wajahku yang lebih licin dan mulus. Dan merah gincu yang kuoleskan pada bibir tipisku.
“Audrey, kurasa kau pasti sudah gila” aku bicara pada orang yang sangat mirip denganku di dalam cermin. Aku menjambak rambutku sendiri. Dengan mengumpulkan keberanian kulangkahkan kakiku keluar dari toilet, dan memandang kembali setiap orang yang memandangiku dengan tatapan aneh termasuk…Wicky. Ya dia melihatku. Tidak, lebih tepatnya memerhatikanku. Aku tidak bisa mengartikan tatapannya itu, tapi ia berlalu begitu saja saat aku membalas tatapannya.
“Audrey, kau tahu? Seharusnya kau tidak perlu melakukan hal sejauh ini. Kalau Wicky memang menyukaimu, ok let’s say tertarik padamu, dia akan mendekatimu tanpa kau harus melakukan ini─bukan dirimu” kata salah satu temanku. Ada benarnya juga perkataannya. Aku sendiri tidak menyangka aku berani melakukan hal-hal yang tidak pernah kulakukan sebelumnya. Kurasa hati dan pikiranku sudah terlalu terpaut padanya hingga aku sendiri tidak bisa mengenal diriku. Seperti terhipnotis rasanya. Mungkin dia sudah memberiku love potion yang ia dapat dari Romilda Vane dan meletakkannya ke dalam makanan atau minumanku. Lihat? Aku sudah gila kan? Mana mungkin orang dengan penuh logika seperti Wicky memberiku love potion.
Seusai jam kuliah, kupandangi lagi diriku di cermin. Kuharap tak ada seorang pun yang masuk. Kurasakan mataku mulai memanas. Bibirku bergetar. Aku membuka mulut.
“Sulit sekali mendapat perhatian darimu. Aku tidak tahu apa maumu, tapi aku berusaha menjadi seseorang yang kau mau dan hanya menyenangkanmu, Wicky” kutumpahkan tangisku dengan membenamkan wajahku dengan kedua tanganku. Aku membungkukkan tubuhku ke meja wastafel. Tiba-tiba seseorang menarik tanganku. Kejadian itu begitu cepat, hingga aku mendapati diriku tengah berada dalam toilet dengan pintu tertutup dan di hadapanku sekarang ada Wicky. Ia meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya.
“Apa yang kau lakukan di toilet perempuan? Kau mendengarnya? Semua yang kukatakan tadi?” tanyaku ragu. Ingin rasanya aku memukuli tubuhku sendiri yang bodoh ini. Ia hanya mengangguk pelan. “Aku hanya…” belum sempat aku menyangkal, dia sudah bersuara “Apa kau serius dengan ucapanmu tadi?” kami sama-sama terdiam. Ia terlihat menunggu jawabanku, sedangkan aku masih berusaha mencerna pertanyaannya. Masalahnya aku sulit berkonsentrasi. Ternyata ia terlihat sangat tampan dan lebih menarik jika dilihat dari  jarak sedekat ini.
“Ehm!” ia berdehem meminta jawabanku. Aku mengangguk cepat dan yakin. Kedua sudut bibirnya terangkat dan memamerkan deretan giginya yang rapi dan tampak putih. Entah apa yang sudah merasuki kepalaku, tanpa kusadari aku mengangguk “Kalau begitu tetaplah seperti ini. Aku menyukai Da Som, kau tahu? Jika kau mampu terlihat mirip atau jika aku melihatmu aku teringat pada Dasom, aku mungkin akan tertarik padamu” ia tersenyum mengakhiri kalimatnya. Lagi-lagi aku tidak bisa mengartikan senyumnya itu.
Setelah hari itu, aku mulai mengubah penampilanku. Aku jadi sering memakai rok span selutut ke kampus supaya terlihat rapi dan cantik pastinya. Aku juga memakai high heels setinggi tujuh sentimeter karena memang itulah batas maksimal di kampus ini. Walaupun begitu aku sulit mengimbangi jalanku dengan sepatu yang lebih mirip perahu ini.
Sebagian memandangiku mungkin karena menilaiku cantik, tapi ada juga yang memandangku aneh. Aku tidak peduli, yang kupedulikan adalah penilaian positif dari Wicky. Tak jarang aku mendengar gumaman sekelompok gadis tentang diriku.
            “Kau tau kenapa dia akhir-akhir ini berubah?”
            “Pasti karena ia sedang jatuh cinta pada seorang pria. Kudengar, seorang gadis bisa saja kehilangan dirinya karena pria.”
            “Apa menurutmu itu wajar? Menurutku tidak. Ia tampak seperti seorang gadis murahan yang sedang mengejar cinta seorang pangeran meskipun aku tidak tahu pria seperti apa yang ia cintai. Menyedihkan!”
            Sekelompok gadis itu pergi. Aku keluar dari tempat persembunyianku. Kembali kutatapi diriku dalam cermin. Memotong rambut, memakai riasan, memakai baju yang berbeda dari yang biasa, memakai high heels setiap hari demi Wicky, tidakkah itu cukup? Tanyaku dalam hati. Aku memang belum mendengar bahwa ia tertarik atau menyukaiku. Haruskah kusudahi sandiwara ini? Ini bukan diriku yang sebenarnya. Air mataku menetes dan menjadi kehitaman karena eyeliner di bawah mataku.
            Dengan mata sembab sehabis menangis kutunggu Wicky keluar dari kelasnya. Begitu aku melihatnya keluar, ia sudah langsung melihatku. Mungkin karena gayaku yang sedikit nyentrik dibanding yang lain. “Ada apa?” tanyanya pelan sambil tersenyum. Kutarik napas dalam-dalam dan berusaha berbicara tanpa suara serak. “I quit” kataku sambil mengangkat kedua tanganku ke udara “Aku tidak bisa seperti ini terus. Aku ingin mengakhirinya” kataku susah payah.
            Ia hanya menyeringai. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. “Tidak masalah. Tapi harus kuakui aku mulai menyukaimu dan ada sesuatu yang ingin kuberitahu padamu. Aku menyukai gadis penyuka minuman dan mau berbagi pengalaman minumnya denganku. Aku suka gadis yang kuat” Wicky melangkahkan kakinya dan meninggalkanku. Kini aku berpikir lagi, haruskah aku melanjutkan semuanya. Kurasa aku sudah berada di tengah jalan dan hampir sampai di tujuanku.
            Malam itu, aku dengan keberanian tingkat dewa mengajak Wicky untuk minum di salah satu restoran favorit ayahku. Setelah makan beberapa hidangan.Wicky memanggil pelayan dan memesan soju. What? Soju? Aku belum pernah meminumnya. Kukira ia akan mengajakku minum red atau wine atau rose wine yang setidaknya pernah kutenggak beberapa teguk saat acara keluarga. Minuman  itu tidak pernah absen dalam acara keluargaku.
            Ia menuangkan soju ke gelas berukuran kecil dan memberikannya padaku. Dengan ragu aku meminumnya. Rasanya aneh, aku hampir memuntahkannya. Lidahku tidak bisa biasa menenggak minuman yang bau alkoholnya terasa nyata ini. “Aku suka gadis yang kuat” katanya sambil terus menuangkan soju itu ke dalam gelasku dan bersiap menuangkannya lagi saat gelas itu masih menempel di bibirku.
            Aku menyerah. Aku mengangkat tanganku ke udara. “Wicky, aku sudah tidak bisa lagi” kataku. Aku mulai merasa ruangan ber-AC itu panas, dan napasku sudah benar-benar bau soju. Aku hampir muntah karenanya. Kujatuhkan wajahku ke meja. “Kau tidak cukup kuat, Drey. Maksudku aku menyukai gadis yang kuat. Tapi ternyata kau tidak cukup kuat untuk melawan dirimu. Kau mengiyakan perkataanku begitu saja walau kau tahu secara fisik kau tidak bisa melakukannya. Kau tidak cukup kuat untuk melawan pikiranmu dan mengikuti perasaanmu. Kau tahu selama ini aku hanya mengetesmu? Akan kubayar bill-nya dan kupanggilkan taksi untukmu”
            “Tidak perlu” sergahku cepat. “Aku bisa pulang sendiri atau meminta kakakku menjemputku” aku membiarkan Wicky meninggalkanku. Sementara aku masih menempelkan pipi kananku ke meja yang terasa dingin. Ternyata sesakit ini rasanya mencintai. Lalu kenapa yang lain terlihat begitu bahagia saat mereka sedang jatuh cinta. Kenapa aku merasa sakit dan sia sia seperti ini? Apa karena aku mencintai orang yang salah? Aku mencintai orang yang tidak tepat? Kalau tahu begitu, aku tidak mau merasakan jatuh cinta. Jatuh cinta? Apa itu cinta? Ada kata jatuh di depannya. Huh! Pantas saja terasa sakit. Jatuh memang sakit.
            Kukumpulkan sisa tenagaku dan berlari menuju toilet karena perutku mulai bergejolak memaksa mengeluarkan apa saja yang ada di dalamnya untuk keluar lewat mulutku. Setelah puas menumpahkan semuanya kubasuh wajahku dengan air yang mengalir dari kran wastafel. Lumayan segar, aku pun sudah sadar sepenuhnya walau sepertinya mataku memerah.
            “Audrey?” panggil seseorang. Aku membalikkan tubuhku. “Bryan?” entah apa yang sudah kuperbuat, hingga Tuhan memertemukanku dengan Bryan yang menawarkan diri untuk mengantarku pulang saat aku masih kurang seimbang seperti ini. Bryan adalah teman SMA-ku. Kami sekelas waktu itu.
            “Apa kau…sefrustasi itu?” tanyanya hati-hati sambil memandangi wajahku yang merah. “Tidak juga” sahutku ragu. “Aku hanya…ehm bereksperimen” lanjutku asal.
            Bryan membukakan pintu mobilnya untukku, seseorang menarikku saat hendak menaiki mobil Bryan. “Wicky? Kukira kau sudah pulang” kataku mengerutkan kening. “Siapa dia?” tanya Bryan menutup kembali pintu mobilnya.
            “Wicky” jawabku singkat yang menyebalkan karena mungkin yang ditanyakan Bryan adalah status Wicky denganku, dan percayalah aku tidak peduli lagi.
            “Aku akan mengantarnya pulang, karena kami datang bersama tadi. Tadi aku keluar sebentar, dan sekarang Audrey harus pulang denganku” Bryan hanya melihatku ditarik Wicky menjauhi mobilnya. Bryan pamit dan melambaikan tangannya sembul masuk ke BMW-nya. Menit berikutnya, mobil itu dengan cepat menjauh dan menghilang dari pandangan mataku. “Dan sudah pergi” kataku sambil memonyongkan bibir.
            “Audrey, apa kau benar-benar akan menyerah?” aku mengangguk yakin. Wicky tampak terdiam. “Kenapa?” tanyanya polos dan aku sangat membencinya. Dia masih bisa tanya kenapa? Aku mendengus. “Kenapa? Karena sulit sekali dan….sakit sekali rasanya. Kurasa aku jatuh cinta pada orang yang salah. Tidak, seharusnya aku memang tidak usah jatuh cinta karena jatuh itu sakit”
            “Kalau begitu hilangkan kata itu. Kau tidak perlu jatuh cinta padaku, kau hanya perlu mencintaiku. Mengerti?” aku mengangguk walau sebenarnya belum sepenuhnya mengerti. Hold on! Bukankah seharusnya kita jatuh cinta dulu baru bisa mencintai? Ah! Ini semakin rumit saja. “Would you be my girl? Harus kuakui aku jatuh cinta padamu saat kau mulai mengubah dirimu. Tapi aku tak tahu cara menghadapi orang yang kusukai. Kau terlihat cantik, tapi itu bukan berarti aku tidak mencintaimu apa adanya. Hanya saja aku jatuh cinta padamu dengan cara itu. Maaf kalau aku telah menyakitimu”
            “Kau bilang hilangkan kata ‘jatuh’ karena jatuh itu sakit”
            “Dengar, aku tidak peduli pada hal itu, jawab saja sekarang!” Wicky mulai kesal. Aku tertawa kecil. Kuanggukan kepalaku yang sudah terasa berat dan kurasa itu sudah cukup dianggap jawaban. Kami berjalan menuju rumahku. Sudah selarut ini tidak ada taksi atau angkutan umum lainnya. Tapi tidak apa-apa, rumahku tidak terlalu jauh dari ruko ini. Dan baru kusadari bulan terlihat sangat indah malam ini, apalagi aku sedang memandangnya bersama pria tampan di sebelahku  yang sedang mengenggam tanganku ini.
Wicky aku jatuh cinta padamu, aku tidak akan takut jatuh cinta lagi padamu jika rasanya sangat membahagiakan seperti ini. Karena aku jatuh cinta setiap kali melihatmu. Ah! Mungkin aku tidak cukup untuk mengungkapkan semuanya. Pada intinya, I’m fallin’ in love with you, Wicky.

*** SELESAI ***
 

CANTIK



CANTIK
Copyright © 2015 by Queen Elsa
186 hlm; 13 x 19 cm

Editor: Siska L. Rumahorbo
Layout: Siska L. Rumahorbo
Design: Tresna Mulyana Wati
ISBN: 978-602-0937-42-7

Cetakan pertama, Februari, 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Penerbit:
Penerbit Rasselea
Bhayangkara, Jayapura Utara. Papua
08114898908

Harga:
40 ribu (umum)
36 ribu (penulis)

Pemesanan:
CANTIK_Nama_Alamat Lengkap_Banyaknya buku yang dipesan.
Kirim ke 08114898908 (sms atau whatsapp)
via LINE (id LINE : siskalasriarumahorbo)


DAFTAR ISI :


Cantik || 5

Fallin’ in Love || 22

Man in the Living Room || 38

My Inspiration || 49
Guardian Angel || 60
Snow white in the Night Club || 72
Sweet Rain || 83
Three Minutes || 95
Wind in the Lovely Summer || 111
Aku Suka Pacarmu || 122
Satu-satunya || 137
Wedding Dress || 146
 

Love Really Hurts






Love Really Hurts
Copyright © 2015 by Der Mia Laven
286 hlm; 13 x 19 cm

Editor: Siska L. Rumahorbo
Layout: Siska L. Rumahorbo
Design: Lavira Az-Zahra
ISBN: 978-602-0937-42-7

Cetakan pertama, Februari, 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Penerbit:
Penerbit Rasselea
Bhayangkara, Jayapura Utara. Papua
08114898908

Harga:
53ribu (umum)
48ribu (penulis)

Pemesanan:
HURTS_Nama_Alamat Lengkap_Banyaknya buku yang dipesan.
Kirim ke 08114898908 (sms atau whatsapp)
atau LINE dengan ID : siskalasriarumahorbo

Mutiara Cinta



Mutiara Cinta
Copyright © 2015 by Benako Aksara Tumober
vii + 460 hlm; 13 x 19 cm

Editor: Lavira Az-Zahra
Layout: Lavira Az-Zahra
Design: Lavira Az-Zahra
ISBN: 978-602-0937-36-6.

Cetakan pertama, Februari, 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Penerbit:
Penerbit Rasselea

Kel Bhayangkara,
Jayapura, Papua
08114898908
 
Harga:
Rp 77.000,-

Pemesanan:
MUTIARA_Nama_Alamat_Jumlah buku yang dipesan.
Kirim ke
08114898908. (SMS atau Whatsapp)

Orang Ketiga






Orang Ketiga
(Kumpulan Puisi)

Copyright © 2015 by Ardini N Wijaya, Kim Angella Fortune, dkk
124 hlm; 13 x 19 cm

Editor: Siska Lasria R
Layout: Siska Lasria R
Design: Lavira Azzahra
ISBN: 978-602-0937-26-7

Cetakan pertama, Januari, 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Penerbit:
Penerbit Rasselea
Kel Bhayangkara,
Jayapura, Papua
08114898908
 
Harga:
38ribu (umum)
35ribu (kontributor)

Pemesanan:
OK_Nama_Alamat_Jumlah buku yang dipesan.
Kirim ke
08114898908. (SMS atau Whatsapp)

Kontibutor:
1. Cintaku Dicuri (Oleh Made Suar)
2. Cintaku Terbagi (Oleh Alfiya Ni'mah)
3. Entah kemana (Oleh Asta Nikita)
4. Kau Bersamanya (Oleh Bunga Mawar)
5. Pergi! (Oleh Kim Angella Fortune)
6. Episode Kenangan (Oleh Annisa Syifa Syauqiah)
7. Mimpi Burukku (Oleh April Hamaro)
8. Pengkhianat Hati (Oleh Agnes Ivana)
9. Kau Berpaling (Oleh Sepri Abadi)
10. Pengganggu (Oleh Handayaniputri)
11. Cerita Dalam Buku (Oleh Ardiny N. Wijaya)
12. Coretan Luka (Oleh Adhy P)
13. Kebohongan Terindah Cinta (Oleh Moch Yacob)
14. Pergilah Bersama Desember (Oleh Ruki Riandhini)
15. Telaga Mendua (Oleh Dwi Hardani Oktawirawan)
16. Hati yang Terampas (Oleh Lena Nurhasanah)
17. Bayang-Bayang Sang Mantan (Oleh natasa Puji Kosasih)
18. Kamu Bukanlah Milikmu Sendiri (Oleh Mita Suchi)
19. Kerelaan (Oleh Gisela Maria)
20. AsmaraKu (Oleh Rifka Rimbi Anggraini)
21. Akulah Duri (Oleh Nurmasari)
22. Cerita Kita (Oleh Dian Utami Pratiwi)
23. Jangan Salahkan Dia (Oleh Sweety Smile)
24. WANITAMU (Oleh Qaisarah Nugroho)
25. Dulu Dan Kini (Oleh Miftahul Farhani Isty)
26. Ramu Rindu (Oleh Laily 'A.U)
27. Manusia Bermuka Dua (Oleh Lina Amalina, S.Pd)
28. Payung Baru (Oleh Dewi Murni)
29. Hanya Bisa Mengalah (Oleh Putri N. Akhla)
30. Tamu Tak Di Undang (Oleh El Malka)
31. Perampas Cinta (Oleh Ade Candra)
32. Rembulan Baru (Oleh Harayuki Aulia)
33. Pelabuhan Cinta Yang Lain (Oleh Syifa An-Nabila)
34. Terimakasih Gulma Cintaku (Oleh Rahmi Afzhi Wefielananda)
35. Jemari di dalam selimut (Oleh Desy Haryanti)
36. BENCI (Oleh Firman Syah)
37. Puing-Puing Tipuan (Oleh Nurjanatul Agnia)
38. Benalu (Oleh Ulva Dealova)
39. Pengusik Cinta Kita (Oleh Wulanti Widiastuti)
40. Pamrih dimadu (Oleh Hamidah)
41. Karena El (Oleh Sarah Sapnaranda)
42. Tentang Dia (Oleh Nining Khodijah)
43. Kupu-kupu (Oleh Bernadine Ajeng Indriasari)
44. Cemburu Tua (Oleh Resvan AJ (Jee) )
45. Rasa Matiku (Oleh Irfan Ibrahim)
46. Tersisih (Oleh Herlin Maelazufah)
47. Kamu Adalah Kita (Oleh Eliska Kadina)
48. Terganti (Oleh Dhara)
49. Di balik Bayangan (Oleh Machsur Tunggal)
50. Ada Yang Lain (Oleh Nur Azizah Amaliah)
51. Bayang Masa Lalu (Oleh Susi Susanti)
52. Ciuman yang dicuri (Oleh Joko Prasetyo)
53. Diam Yang Bertikai (Oleh Tri Desi Anggrani)
54. Bahagiamu; Bahagiaku (Oleh Monita Alvia)
55. Tentang Kita (Oleh Haysha Azzahra)
56. Dingin dan Kelu (Oleh Sis Fitri)
57. Kisah dibalik kisah (Oleh Erixzen Shena P.E)
58. Dan Kisahpun Usai (Oleh Iqbal Maulana Suryana)
59. Di Luar Pagar (Oleh Mia Maitsaa)
60. Dia (Oleh Ratna Dewi)
61. Tangkai Asa (Oleh Tika Wulandari)
62. Menjelma duka (Oleh Nurdiyah H)
63. Cakrawala Jingga (Oleh Alanudin)
64. Hello Kitty (Oleh Melian Novinda Sari)
65. Ada Duri (Oleh Jian Saputra)
66. Mendua (Tantti Aya)
67. Sirna (Oleh Tri Subekti)
68. Pergilah Menjauh (Oleh Novita Sari Wardany)
69. Ditelan Kegelapan (Oleh Herda Suprapti)
70. Bukan Terbaik (Oleh Desi Permata Sari)
71. Penguasa Pualam (Oleh Lifya)
72. Rasa Yang Berbeda (Oleh Galang Anggriawan)
73. Tiga Dasawarsa (Oleh Rosa Damayanti)
74. Asaku Sirna (Oleh Arina Zaida Ilma)
75. Keyakinanku (Oleh A. Muzahhilah)
76. Kau Racun Berbisa (Oleh Dirham Adenar)
77. Kusut (Oleh Eka Pani Novirna)
78. Atas Nama Cinta (Oleh Novy Inov)
79. Mantranya Memikatmu (Oleh Hanun Ashfa)
80. Memadu Duri (Oleh Indri Listya Rahman)
81. Sisi Antara Dua Sisi (Oleh Linda Puspita)
82. Patah (Hariss Rismawan Zaafarani)
83. Nestapa Cinta (Arum Safitri)
84. Dia Yang Ketiga (Oleh Jayanti Ayu Lestari)
85. 123 (Aku, Kamu, dan Dia) (Oleh Rahmi Mardatillah)

Jodoh Pasti Bertemu







Jodoh Pasti Bertemu
(Kumpulan Puisi)
Copyright © 2014 by Nastain Achmad, Yose Rizal Triarto, Kazuhana, dkk

150 hlm; 13 x 19 cm

Editor: Kim Angella Fortune
Layout: Lavira Az-Zahra
Design: Lavira Az-Zahra
ISBN: 978-602-0937-17-5

Cetakan pertama, Desember 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Penerbit:
Penerbit Rasselea

Jalan Kabupaten
Kelurahan Bhayangkara
Kota Jayapura, Papua
Phone:
08114898908 
Email: rasselea89@gmail.com
Website : www.penahouseagency.blogspot.com

Harga:
40ribu (umum)
36ribu (kontributor)

Pemesanan:
JPB_Nama_Alamat_Jumlah buku yang dipesan.
Kirim ke
08114898908. (SMS atau Whatsapp)

Kontributor:
1. Rahmi Afzhi Wefielananda | Dirimu di Jalanan Sepi Anganku
2. Nanda Dyani Amilla | Janji Tuhan
3. Novita Sari Wardany | Hanya Tuhanlah Yang Tahu
4. Nophee | Harapku
5. Nur Azizah | Semua Karena-Nya
6. Nur Azizah | Engkau Yang Kunanti
7. Ade Candra | Dekat dimata Dekat dihati
8. Delly Purnama Sari | Simpan Aku Di Hatimu
9. Sweety Smile | Indahkan Pribadimu
10. Fitriana Subekti | Di Surgaku Bertemu Jodohku
11. Rahmi Mardatillah | Atas Restu Allah
12. Rahmi Mardatillah | Ketika Satu Menanti Satu Untuk Satu
13. Lia Zaenab Zee | Fa, Nelangsa Asa
14. Lia Zaenab Zee | Angan GemintangPadu
15. Hendri Efendi | Sahabatku Ternyata Jodohku
16. Hendri Efendi | Ucapan Sakral
17. Winda Husni | Kutunggu Kuasa Kun-Mu
18. Jayanti Ayu Lestari | Rahasia Jodoh
19. Jayanti Ayu Lestari | Indah Pada Waktunya
20. Titis Kurniawati | Janur Basah
21. Amalia Santrillah | Karena Kita Adalah Takdir
22. Beny Gunawan | Buah Strobery
23. Hamidah | Jodoh Kan Menjelma Jua
24. Zullinira Dwi Utami | Harapan Pelawan Kelabu
25. Tissasera | Untukmu yang Selalu Ada dalam Doaku
26. Bernadine Ajeng Indriasari | Lamunan Pelangi
27. Bernadine Ajeng Indriasari | Bertemu Purnama
28. Umi Uswatun Hasanah | Rindu
29. Umi Uswatun Hasanah | Selendang Senja
30. Eny Kurniawati | Luka Dini Hari
31. Eny Kurniawati | Senjaku Menguning Indah
32. Rika Sri Majreha | Kau Bukanlah Anganku
33. Rika Sri Majreha | Cinta di Balik Sebuah Layar
34. Dian Utami Pratiwi | Karena Tulang Rusuk dan Pemiliknya Takkan Pernah Tertukar
35. Zanuridia Ista | Perjuangan Penantian Jodoh
36. Gisela Maria | Waktu
37. Sarah Sapnaranda | Nantikanku Sampai Batas Waktu
38. Farhatul Azizah Az-Zahra | Mahabbah Rindu
39. Farhatul Azizah Az-Zahra | Menantimu
40. Hesti Aini | Hujan Datang Bersamamu
41. Hesti Aini | Ketika Aku Mengingatmu
42. Yenni Rismayana Kerislani | Bertemu Pagi Lihat Mentari
43. Rifka Rimbi Anggraini | Sajak Cinta
44. Rifka Rimbi Anggraini | Tulang Rusuk
45. Desi Permata Sari | Di Ujung Jalan
46. Aini Sahira | Rahasia-Nya Memanggil Kita
47. Hamidah Jauhary | Ikatan Jodoh
48. Hamidah Jauhary | Takdir Untukku
49. Novita Sari Manurung | Riwayat Rindu
50. Novita Sari Manurung | Elegi Tunggu
51. Fika AJ | Merenda Rindu
52. Anas Regandhi | Setelah Sebelum
53. Oby Samhudi | Dandelion
54. Herlin Maelazufah | Jodoh Pasti Bertemu
55. Firman Fija Arhas | Dalam Hujan Aku Rindu
56. Iqbal Maulana Suryana | Ratu
57. Iqbal Maulana Suryana | Kita Pahlawan
58. Melian Novinda Sari | Muhammad Ayyas
59. Melian Novinda Sari | Antara Aku, Kau dan Firman-Nya
60. April Hamaro | Subhanallah, Dia Jodohku
61. April Hamaro | Aku Bahagia Dengannya
62. Ghoffar Albab Maarif | Cinta Dalam Diam
63. Syifa An-Nabila | Akhir Sebuah Pertanyaan
64. Yulan Sari | Takdir Cinta
65. Asta Nikita | Senja Di Pelupuk Mata
66. Asta Nikita | Detakku
67. Kazuhana El Ratna Mida | Cinta Kan Berpulang
68. Kazuhana El Ratna Mida | Rahasia Ilahi
69. Miman | Kau, yang Ada dalam Doaku
70. Dita Resita | Aku Ingin
71. Adie Alamsyah | Meminangmu Di Kenrokuen Garden (Kanazawa)
72. Nurul Fajrianti | Kekasihmu Jodohku
73. Nurul Fajrianti | Bersamamu
74. Dirham Adenar | Jika Dia Jodohku
75. Dirham Adenar | Rencana Tuhan
76. Linda Puspita Sari | Rahasia Cinta
77. Linda Puspita Sari | Ketika Hati Berbicara
78. Muhammad EL Malka | Bidadariku
79. Muhammad EL Malka | Jodoh Dalam Tadkir-Nya
80. Istiqomah | Rinai Hujan
81. Dwi Hardani Oktawirawan | Bunga Desember
82. Nur Azizah Amaliah | Waktu? Aku Berharap
83. Pungky Wijiarti | Kutitip Jodohku PadaMu
84. Radian Mahendra B | Ada Pertemuan Ada Perpisahan
85. Wiekerna Malibra | EJA
86. Wiekerna Malibra | Sepi
87. Anggrasari | Penuh Tanya
88. Sindi Violinda | Gamang
89. Minzy Suzy | Jodohku
90. Satriani | Asa Tak Berujung
91. Triena Aksara | Sempat Berpisah
92. Triena Aksara | Menanti Sang Penanti
93. Kezia | Cinta, Tuhan, dan Kedatangannya
94. Irma Sari | Jodoh Sebening Kaca, Pembentuk Cermin
95. Valentina Oktasa | Penantian
96. Yose Rizal Triarto | Cerita Kita
97. Nastain Achmad Attabani | Tangan Adalah Garis Takdir Semesta
98. Nastain Achmad Attabani | Makrifat Mantra
99. Lina Amalina, S.Pd | Pertemuan Dua Pena
100. Lena Nurhasanah | Mihrab Cinta
101. Nurjanatul Agnia | Sebatas Harapan