Nasib
(Oleh
Siska L. Rumahorbo)
Rona
bahagia terpancar di wajah imut Vivin karena gadis itu berhasil mendapat
beasiswa. Senyam senyum sambil melangkahkan kaki menuju kantin kampus untuk
menemui pacarnya, Alfa.
Alfa
menanggapi rona bahagia Vivin dengan wajah yang tak bisa diartikan dengan
kata-kata -wajah bodoh tanpa ekspresi-. Tanpa dipersilahkan Vivin langsung
mengambil posisi duduk tepat di sebelah Alfa. Ekspresi laki-laki itu masih
sama; tampang bodoh. Alfa melihat jam yang menggantung di dinding kantin, lalu
melihat ke arah Vivin, “Udah minum obat?” Tanyanya sambil meletakkan tangannya
di kening Vivin
“Apaan
sih? Emank aku gila?” Vivin melotot sambil jari telunjuknya miring di
keningnya. Raut wajah Alfa bisa dibaca oleh gadis itu.
“Aku
dapat beasiswa.” Ceritanya dengan riang.
“Berarti
sekarang kita makan siang, kamu yang bayar ya.” Jawab Alfa cepat.
“Kamu
kok nggak ada perhatiannya sih?? Kasih ucapin ‘selamat’ kek.” Ucap gadis itu
cemberut.
***
Sudah
hampir pukul tujuh malam namun Vivin dan Alfa masih berada di kampus, menunggu
hujan reda agar mereka pulang. Sering Vivin bertanya pada pacarnya itu, “apakah
Alfa mencintainya?”, dan setiap ditanya seperti itu Alfa dengan mantap menjawab
“pasti”.
Saat
ini, kembali Vivin bertanya hal yang sama, lagi-lagi Alfa menjawab dengan
jawaban yang sama juga.
“Aku
kedinginan.” Keluh Vivin.
“Sini
aku peluk!” Dengan sigap Alfa langsung meraih tubuh pacarnya.
Dengan
cepat Vivin menjauh dari Alfa sambil marah-marah, namun laki-laki itu membalas
memarahi Vivin. “Kamu tuh maunya apa? Katanya kalo cinta harus perhatian, aku
kurang perhatian apa? Kamu bilang kamu kedinginan, karena aku perhatian sama
kamu, makanya aku mau peluk kamu.”
Perang
dinginpun terjadi, keduanya saling tutup mulut, tak ada kata yang terucap
hingga hujan berhenti.
***
Sejak
kejadian malam itu Alfa lebih berhati-hati dalam mengartikan satu kata itu;
pengertian. Serba salah memang, selama ini Alfa sudah perhatian sedemikian rupa
pada gadis yang ia cintai, namun perlakuannya belum bisa membuat gadisnya itu
bahagia dengan perhatiannya, yang ada mereka malah sering bertengkar.
Seperti
saat kejadian minggu yang lalu, saat Vivin mengunjungi Alfa di kostnya, Vivin
sudah menyiapkan makanan kesukaan Alfa, semur jengkol dan sambal petai. Namun
apa yang Vivin dapatkan saat ia tiba di kostan Alfa.
“Alfaaaa!!!”
Alfa
gelagapan tak bisa berbicara apapun dan tak tahu harus berbuat apa, Vivin sudah
melihat semuanya, dan Alfa dan bisa menyembunyikan apapun.
“Bisa
kamu jelaskan semua ini?!” Suara Vivin semakin keras hingga terdengar oleh
semua penghuni kost.
“Maaf,
sayang. Ini bukan seperti yang kamu fikir.” Wajah Alfa memelas.
“Jelaskan!”
Tegas Vivin dengan mata melotot dan hampir keluar.
Dengan
terbata-bata ditambah rasa gugup yang luar biasa ditambah wajah Vivin yang
terlihat sudah tak sabar memangsa laki-laki yang ada di hadapannya, Alfa
menjelaskan apa yang terjadi.
“Jadi
kamu koleksi semua ukuran beha wanita untuk mencocokkan dengan aku??” Vivin
masih marah, namun tak lama ia malah bengong. Dengan cepat Alfa mengangguk.
“Aku
mau kasih hadiah ulangtahun untuk kamu, supaya aku nggak dicap sebagai
“laki-laki yang nggak perhatian”. Setidaknya aku berusaha perhatian.” Jawab
Alfa datar dengan ekspresi wajah yang datar pula.
“Alfaaa!!
Makan tuh beha!” Vivin melempar semua yang ada tangannya kepada Alfa.
***
Dalam cinta, wanita memang butuh yang namanya
perhatian, bahkan kaum mereka itu tak jarang menuntut untuk diperhatikan. Jika
tidak, kaum adamlah yang akan merasakan sakit telinga lantaran dimarahi panjang
kali lebar kali tinggi dari Sabang sampai Merauke, dari pulau dan benua, dari
Merkurius sampai Pluto, meski kini Pluto telah dinyatakan hilang dari
peredaran.
“Aku
cinta sama kamu, Vin. Aku udah mencoba untuk tetap perhatian sama kamu. Aku
mempelajari setiap detail yang kamu mau.” Ucapan Alfa kali ini serius.
“Maafin
aku ya kalau aku masih belum bisa perhatian sama kamu.” Sambungnya lagi, kali
ini disambut oleh anggukan Vivin yang berarti menerima permintaan maafnya.
Dengan
wajah riang karena maafnya diterima, Alfa memberikan kotak yang sedari tadi ia
sembunyikan dibelakangnya.
“Aku
udah perhatiin dari bulan kemarin kapan kamu mendapat tamu bulanan, dan
sekaranglah tanggalnya. Semoga kamu nggak marah lagi ya”. Ucap Alfa dengan
wajah polos dan merasa tak berdosa,
Alfa
menyerahkan kotak itu pada Vivin, dengan semangat Vivin membukanya. Betapa
terkejutnya gadis itu ketika melihat isi dari kotak itu.
“Kita
putus!” Vivin pergi dengan membawa hadiah pemberian Alfa.
“Aku
salah lagi? Padahal aku kasih itu karena aku perhatian kapan Vivin mendapat
tamu bulanan, aku perhatian karena aku cinta. Cinta!”
Alfa
menundukkan kepalanya dengan lesu, menarik nafas sedalam mungkin, menahannya
beberapa saat sebelum menghembuskannya. Huffttt…
Nasib.
Biodata
:
Siska L. Rumahorbo, lahir di Garoga, Sumatera Utara. Alumni dari Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa di Banten dengan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saat ini
tinggal di Jayapura, bekerja sebagai Admin MCD di Telkomsel Regional Jayapura. Mari kita berteman. Bisa di add FBnya : Siska
Lasria Rumahorbo, atau mau mention2an boleh juga @kikareky dan @kim289_, atau mau follow2an
di instagram juga boleh @KIKAREKY, mau chat di LINE, add aja
siskalasriarumahorbo. Mau baca-baca tulisannya, boleh banget
di siskalasriar289.blogspot.com. Terimakasih :)
Foto alami tanpa pemanis buatan
Foto alami tanpa pemanis buatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar