Maaf
(Oleh Siska L. Rumahorbo)
Wanita itu
masih berdiam diri memandang surya yang akan tenggelam. Kepalanya sesekali
tertunduk sementara seorang pria yang dari tadi berdiri di sampingnya masih
setia menemani wanita cantik itu. Tangan pria itu meraih jemarinya dan
menggenggam dengan lembut.
“Sha.”
Panggil pria itu. Wanita bernama Masha itu memalingkan wajahnya dan memandang
pria yang yang kini telah ada di hadapannya.
Pria itu
mengusap wajah Masha lembut, dan menghapus airmata yang perlahan jatuh di
pipinya. Jauh di dalam hati gadis itu bergejolak rasa yang tak menentu. Bohong
jika tidak kecewa karena pria yang dicintai bersama dengan wanita lain. Bohong
jika tidak sedih dan sakit hati jika cinta satu-satunya ternyata diduakan.
Bohong jika tak ada kebencian walau masih ada sejuta cinta dan sayang.
“Maafkan
aku, Sha.” Ucap Arya. Masha hanya memejamkan matanya dan kembali menundukkan
kepalanya.
***
Masha masih
sabar menunggu Arya di sebuah tempat yang sudah dijanjikan. Empat puluh lima
menit lewat dari jam yang telah ditentukan. Tak sabar lagi menunggu Arya, ia
mengambil ponselnya dan menghubungi Arya namun tak ada jawaban.
Dengan ragu
wanita itu melangkahkan kakinya menuju rumah Arya, entah apa yang mendorongnya
untuk pergi kesana namun kuat keinginannya untuk mencari kekasihnya itu di
tempat kediamannya.
“Aryaa….”
Suara Masha melemah ketika melihat Arya sedang berpelukan dengan Anggun, wanita
masalalu Arya.
Seluruh
tubuh Masha membeku, pandangannya menjadi kosong, bibirnya tak bisa mengucap
sepatah katapun, dan fikirannya mulai tak terkendali. Arya dan Anggun menoleh
ke sumber suara. Arya yang kikuk karena dipergoki kini menjadi salah tingkah.
Masha
berlalu meninggalkan Arya dan wanita itu. Tanda tanya jelas berdatangan,
mengapa ini terjadi. Masalalu itu, kenapa masih saja datang mengganggu. Bahkan
mereka telah berkomitmen bahwa tak akan pernah ada hubungan sekecil apapun
dengan yang namanya masalalu, namun kenyataan yang kini ia lihat, bertolak
belakang.
***
Kejadian
itu masih jelas diingatan Masha. Wanita itu sedikit menyesal karena sudah
terlalu setia pada kekasihnya itu. Sekecil apapun ia berusaha menghindari
masalalu, namun kekasihnya itu suka bermain dengan masalalu: begitu yang ada di
fikiran Masha.
“Sha.
Maafkan aku.”
“Ar, jika
masalalumu terlalu indah untuk kau tinggalkan, lepaskanlah aku dan kembalilah
padanya.”
Arya merasa
seperti didorong ke jurang yang tak berdasar. Bukan karena ia tak bisa
melepaskan Anggun namun Arya merasa Masha tak perlu tahu karena ingin
menghindari pertengkaran lebih lanjut. Terkadang
ada sesuatu hal yang benar-benar harus disimpan rapat dari pasangan, bukan
bermaksud bohong atau tak terbuka karena setiap orang punya hak menyimpan privasinya.
“Kembalilah
pada Anggun.” Suara Masha terdengar lemah disertai isak tangisnya. Airmata
lagi-lagi menghiasi pipinya.
“Aku tak
akan kembali padanya! Sha, dirimu adalah senja yang selalu ingin kulihat, yang
selalu ingin kunikmati keindahannya. Senja yang selalu kupuja, kucinta, yang
kusayang. Aku mencintaimu, sampai kapanpun!” Arya mendekap Masha dalam
pelukannya.
Di senja
yang mulai berganti malam, Arya meyakinkan Masha dan ia ingin agar masalah
mereka selesai dan berlalu bersama malam. Berharap esok fajar datang membawa
kebahagiaan baru bagi kehidupan mereka.
***
SELESAI ***
Data diri :
Siska L. Rumahorbo. Alumni Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa Banten, tinggal di Merak, Banten. Penggila Cristiano Ronaldo
dan menyukai Real Madrid C.F, pencinta Mario Gotze. Bisa disapa di twitter
@kikareky dan @kim289_ , FB/FP Kim Angella Fortune, blognya siskalasriar289.blogspot.com
dan google.com/+SiskaLasriaRumahorbo020889.
Bisa dihubungi via email di kikacantikcettarmembahana@gmail.com atau
LINE di : siskalasriarumahorbo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar