Restu
(Oleh Siska L. Rumahorbo)
Tak
jarang hati ini iri melihat teman-teman, mereka yang saling mencinta dengan
orang terkasihnya kemudian menyatukan cinta dalam pernikahan. Saling jatuh
cinta kemudian menikah, simple. Aku ingin seperti mereka. Menikah dengan
lelakiku terkasih namun harus dihalangi oleh restu orangtua karena perbedaan
suku diantara kami.
Orangtuaku
bersikeras ingin putrinya menikah dengan lelaki yang berasal dari suku yang
sama dengan kami. Itulah keinginan terbesar mereka. Berkali-kali Ibu menyuruhku
mencari pria sesuku, namun berkali-kali pula aku menolak dengan berbagai macam
penjelasan.
“Bu, bukannya aku
nggak mau sama laki-laki dari suku Batak. Bu, sudahlah. Dia baik kok, yang
penting dalam pernikahan itu satu untuk selamanya dan tidak ada perceraian. Iya
kan?” Mataku hampir meneteska air mata
***
Tak mungkin
masalah ini kusembunyikan dari Evan, kekasihku. Walau hati ini rasanya berat
menceritakan tentang ini dan pasti membuatnya merasa sedikit tersinggung.
Awalnya kufikir ia akan marah, mungkin akan melepaskanku dan menyuruhku untuk
mengikuti keinginan orangtuaku, tapi ternyata tidak. Dia mempertahankan
hubungan kami.
“Sabar ya,
hasian*. Nggak ada hubungan yang mulus, semua pasti ada cobaannya. Inilah
cobaan kita dan inilah yang harus kita lewati. Kita harus sabar ya, suatu saat
nanti orangtua kamu pasti merestui kita.”
Setiap kata yang
diucap Evan selalu mampu membuatku kuat dan yakin. Perkataannya selalu mampu
membuatku tenang dan itulah yang membuatku semakin menyayanginya.
***
Di setiap siang
dan malamku, dalam setiap doa dan permohonanku tak henti kuminta pada Allah
agar Dia membuka pintu hati orangtuaku, melembutkan kerasnya hati mereka agar
mereka mau menerima Evan dan merestui hubunganku dengan Evan.
Di setiap
permohonanku pada Allah tak bisa ku tahan airmata yang mengalir deras dari
ujung mataku. Aku akan bertahan dan bersabar menanti restu dari kedua orangtua.
Ya Allah, sampai kapan aku harus bersabar. Mengapa mereka begitu berkeras hati,
tidak mau membuka hati dan mencoba menerima Evan.
Yang ditakuti Ibu
adalah hubungan pernikahanku dengan Evan tidak akan bertahan lama, Ibu takut
kami akan bercerai. Bukan sekali dua kali Ibu mengutarakan kekhawatirannya, dan
tidak sekali dua kali aku meyakinkan Ibu bahwa tidak akan seperti itu karena
riwayat dalam keluarganya tidak ada istilah perceraian. Dalam keluarganya tidak
pernah ada perceraian, dan itu juga komitmen yang dipegang teguh oleh Evan.
Seperti yang Evan pernah ucap padaku saat itu, “Hasian, dalam keluargaku nggak
pernah ada perceraian, orangtuaku juga demikian. Jadi dalam hidupku, menikah
hanya sekali untuk seumur hidup. Orangtuaku juga mengajarkan demikian pada
anak-anaknya.
***
Aku hanya bisa
berserah diri pada jalan hidupku karena Allah yang mempertemukan kami. Jarak
dari Provinsi Banten dengan Maluku bukanlah jarak yang mudah dijangkau, namun
karena kehendak Allah kami bisa bertemu. Jika Allah yang mempertemukan kami,
dan jika Evan adalah lelaki yang ditakdirkan untukku, aku akan terus menunggu hingga
restu itu kami dapat.
Tak putus doa dan permohonan agar kami bisa keluar
dari masalah ini. Hanya doa yang bisa menguatkanku dalam penantian ini. Menanti
restu dari kedua orangtuaku.
*** SELESAI ***
*hasian : sayang (bahasa batak)
Merak, 10 November 2014
Biodata :
Kim Angella
Fortune adalah nama pena dari Siska L. Rumahorbo. Alumni Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa Banten, saat ini masih tinggal di Merak, Banten. Penggila
Cristiano Ronaldo dan menyukai Real Madrid C.F, pencinta Mario Gotze. Bisa
disapa di twitter @kikareky dan @kim289_ FB/FP Kim Angella Fortune, blognya siskalasriar289.blogspot.com
dan google.com/+SiskaLasriaRumahorbo020889.
Bisa dihubungi via email di kikacantikcettarmembahana@gmail.com
atau LINE di : siskalasriarumahorbo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar