Ingin hilang ingatan untuk melupakan semua rasa sakit yang selama ini saya rasakan.
tiap hari hanya mengeluh
setiap hari hanya di temani air mata,
kesakitan yang tak terkatakan,
dan penyesalan yg ga berujung..
Hidup dalam keterpurukan..
Dominasi penghancuran telah lekat dalam raga
yang membuat jiwa lemah dan batin tersiksa dan
hanya ada rasa sakit yang tak tertahankan.
Rasa Sakit yg kurasa yg mungkin tak kau rasa..
Rasa sesal yg tinggal dlm hati terus membayangi..
Mungkinkah jiwa dan raga ini kembali utuh
setelah mengalami sakit yg menghancurkan..
Dan apakah derita ini akan berlanjut
seperti awan hitam yang selalu menutupi dan
memberikan hujan derita dalam kehidupan.
Yang mungkin batin akan lebih tersiksa
dan memilih untuk mengakhiri derita ini dengan jalan kematian.
Kematian,
mungkinkah itu adalah jalan yang harus aku lakukan
untuk keluar dari keterpurukan ini?
hanya pada dinginnya sang bayu,
hanya pada malam yang kian kelabu,
berharap derita ini cepat berakhir..
dan kebahagiaan datang menghampiri..
Dan sampai kapan ku harus bersabar bersabar dan bersabar?
Mungkin derita ini harus ku jalani
walau tetesan keringat dan jatuhnya air mata tak dapat ku pungkiri.
Mungkin kah kebahagiaan akan menanti raga ini
yang lelah akan penderitaan atas dosa ku selama ini.?
Dan sekarang hanya terasa harmoni kegelapan
dalam jiwa yang kelak akan lepas
dan menghampiri suatu kebahagiaan.
Namun Terlintas di benak ku,
apakah Kebahagiaan itu masih dpt kuraih..
Apakah kebahagiaan itu akan menghampiri?
Kebahagiaan adalah satu kata yg kini jauh dr hidup ku,
sesuatu yg tak lagi ku miliki,
sesuatu yang hilang dalam dalam hidupku..
Kemana harus ku cari kebahagiaan itu..
Apakah berada dalam dasar samudra?
Apakah tertimbun dalam perut bumi?
Kini hanya ada Jiwa yang rapuh, dan raga yg lemah yg tak lagi berarti..
dan kita hanya bisa berharap pada setitik asa yang ada.
Yaitu keyakinan kita yang akan membangkitkan raga ini dalam keterpurukan.
SELESAI.
By: Tiga Angka Hitam Enam & Siska Lasria Aveiro
(monday, 20 june 2011)
tiap hari hanya mengeluh
setiap hari hanya di temani air mata,
kesakitan yang tak terkatakan,
dan penyesalan yg ga berujung..
Hidup dalam keterpurukan..
Dominasi penghancuran telah lekat dalam raga
yang membuat jiwa lemah dan batin tersiksa dan
hanya ada rasa sakit yang tak tertahankan.
Rasa Sakit yg kurasa yg mungkin tak kau rasa..
Rasa sesal yg tinggal dlm hati terus membayangi..
Mungkinkah jiwa dan raga ini kembali utuh
setelah mengalami sakit yg menghancurkan..
Dan apakah derita ini akan berlanjut
seperti awan hitam yang selalu menutupi dan
memberikan hujan derita dalam kehidupan.
Yang mungkin batin akan lebih tersiksa
dan memilih untuk mengakhiri derita ini dengan jalan kematian.
Kematian,
mungkinkah itu adalah jalan yang harus aku lakukan
untuk keluar dari keterpurukan ini?
hanya pada dinginnya sang bayu,
hanya pada malam yang kian kelabu,
berharap derita ini cepat berakhir..
dan kebahagiaan datang menghampiri..
Dan sampai kapan ku harus bersabar bersabar dan bersabar?
Mungkin derita ini harus ku jalani
walau tetesan keringat dan jatuhnya air mata tak dapat ku pungkiri.
Mungkin kah kebahagiaan akan menanti raga ini
yang lelah akan penderitaan atas dosa ku selama ini.?
Dan sekarang hanya terasa harmoni kegelapan
dalam jiwa yang kelak akan lepas
dan menghampiri suatu kebahagiaan.
Namun Terlintas di benak ku,
apakah Kebahagiaan itu masih dpt kuraih..
Apakah kebahagiaan itu akan menghampiri?
Kebahagiaan adalah satu kata yg kini jauh dr hidup ku,
sesuatu yg tak lagi ku miliki,
sesuatu yang hilang dalam dalam hidupku..
Kemana harus ku cari kebahagiaan itu..
Apakah berada dalam dasar samudra?
Apakah tertimbun dalam perut bumi?
Kini hanya ada Jiwa yang rapuh, dan raga yg lemah yg tak lagi berarti..
dan kita hanya bisa berharap pada setitik asa yang ada.
Yaitu keyakinan kita yang akan membangkitkan raga ini dalam keterpurukan.
SELESAI.
By: Tiga Angka Hitam Enam & Siska Lasria Aveiro
(monday, 20 june 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar