Lebih Baik Gue Jomblo
(Oleh : Siska L. Rumahorbo)
(Oleh : Siska L. Rumahorbo)
Aku
melihat Rainy dari kemarin sepertinya dia sedang tidak konsen bekerja, meja
kerja yang biasanya rapi dan bersih kini berantakan, banyak kertas-kertas
berserakan, alat tulis berserakan, kucoba mendekatinya saat jam istirahat kantor,
dan berbicara padanya.
“Lu
kenapa Rai? Boss tadi nanyain lu ke gue,
katanya lu nggak kayak biasanya. ” Tanyaku pada Rainy.
“Gue,
galau Lin.” Jawabnya dengan wajah sedih.
“Galau
mulu lu mah, kapan sih lu nggak galau?”
“Sialan
lu Lin! Gue ribut sama Rian gara-gara cewe itu.”
“Nama
lu sepertinya punya efek jelek dalam hidup lu.”
“Maksud
lu apa Lin?”
“Rainy,
kalau bahasa Inggris artinya kurang lebih hujan.”
“Trus,
apa hubungannya sama hidup gue?” Muka Rainy terlihat bodoh.
“Ya
jelas ada hubungannya non!”
Rainy
nampaknya masih belum mengerti juga.
“Rainy
artinya hujan, dan hidup lu selalu galau, selalu mendung, selalu sedih, bahkan
lu nangis, dan tangisan itu adalah hujan dari mata lu.” Aku menjelaskan sejelas
mungin, berharap Rainy akan mengerti.
Rainy
diam sejenak, sepertinya dia mulai mencerna kata-kataku, aku tidak tahu apakah
Rainy mengerti maksudku atau tidak. Dia masih terlihat bengong.
“Lu
kenapa galau? Ribut lagi sama Rian?” Tanyaku.
“Iya
Lin.”
“Elu
sih, udah gue bilang putusin aja, lu keras kepala banget. Sayang sih sayang,
tapi lu pake dong otak lu buat mikir sehat. Cewe manapun nggak ada yang mau
kalo pacarnya punya pacar lagi.” Aku berbicara panjang.
Rainy
diam sejenak, sepertinya dia benar-benar galau, tidak seperti biasanya, Rainy
jadi lebih banyak diam dan agak lama mencerna perkataanku.
“Yang
bikin gue lebih galau, mantan gue ngajak balikan, pas banget keadaan gue sama
Rian lagi ribut gini.” Jawab Rainy kemudian.
“Jangan
bodoh! Lu balikan sama mantan lu saat keadaan lu sama Rian lagi seperti ini? Lu
bakal keliatan jadi cewe gampangan. Mikir!” Aku memarahi Rainy.
Bodoh
sekali sahabatku ini, sudah jelas Rian menduakan dia, sudah jelas Rian punya
pacar lain masih saja Rainy bertahan, dan mengaggap Rian akan berubah,
perempuan aneh, dia membiarkan Rian pacaran dengan perempuan lain, entah apa
yang ada dipikiran Rainy, aku sudah berulang kali mengingatkan bahkan mungkin
sampai muntah darah, tapi tetap saja Rainy tak menghiraukan, aku mengusulkan
untuk putus tetapi dia ingin kembali dengan mantannya jika putus dengan Rian.
Rainy bodoh.
“Pokoknya
gue mau putusin Rian dan gue balikan sama Dimas, mantan gue.” Kata Rainy.
“Terserah
lu.” Aku pergi meninggalkan manusia labil itu, keras kepala.
***
Benar
saja, saat jam pulang kantor Rainy menghampiri Rian yang berada di divisi
sebelah, untuk apalagi kalau bukan memutuskan hubungannya dengan Rian.
“Rian
sayang, aku mau putus sama kamu.” Kata Rainy yang sudah berada di meja kerja
Rian. Walau sudah jam pulang kerja namun Rian masih belum pulang, Rian memang
lebih suka berlama-lama dikantor daripada pulang cepat.
“Kenapa
kamu tiba-tiba minta putus?” Tanya Rian santai.
“Aku
nggak mau di duakan sama kamu, baru pacaran saja kamu sudah begini, bisa punya
pacar selain aku. Gimana kalau kita nikah nanti?”
“Maksud
kamu?” Tanya Rian.
“Nggak
usah pura-pura bodoh, masih pacaran aja berani duain aku, kalau udah nikah bisa
aja kamu poligami!” Kata Rainy menegaskan.
“Oh,
jadi gitu alasan kamu mau putus?” Rian masih santai.
“Iya,
dan jujur aku udah nggak kuat seperti ini, aku nggak bisa terima kamu
perlakukan seperti ini, aku muak!”
“Oke,
kalau kamu mau putus, nggak masalah.” Rian masih tetap santai, tidak ada
perasaan bersalah, sedih ataupun perasaan lain, jelas saja, karena dia sudah
memiliki pacar lain selain Rainy.
Rainy
meninggalkan Rian dan akhirnya Rainy putus dengan alasan Rainy sudah tak
sanggup lagi menerima bahwa Rian punya pacar lagi. Rainy sudah cukup sakit
hati, cukup terbagi perhatian dan sayang Rian antara untuk Rainy dan untuk
pacarnya Rian yang lain.
Setelah
itu Rainy menghubungi Dimas meminta untuk bertemu, untuk apalagi kalau bukan untuk
menerima Dimas kembali. Rainy pun meninggalkan kantor. Namun saat di gerbang
kantor tiba-tiba Diky menghampiri Rainy. Diky yang satu divisi dengan Rian,
yang sudah lama menyukai Rainy bahkan jauh sebelum Rainy kenal dan berpacaran
dengan Rian.
“Gue
udah denger kalo lu tadi putusin Rian, akhirnya kalian putus juga, gue udah
lama nunggu saat seperti ini.” Diky mulai berbicara.
“Maksud
lu apa? Lu seneng gue putus sama Rian?”
“Iya,
dengan begitu gue bisa deketin lu, dan bisa jadi pacar lu, gue suka sama lu
sebelum lu jadian sama Rian.”
“Bodoh!
Kenapa baru bilang sekarang? Apa lu nggak tau kalo dulu gue suka sama lu, tapi
lu cuek sama gue.”
“Gue
bukan cuek, gue cuma mau liat sejauh mana rasa lu ke gue.”
“Udah
ah, lu telat, gue ada janji sama orang dan dia yang bakal jadi pacar gue.”
Rainy pergi meninggalkan Diky.
Dengan
kata lain Rainy menolak Diky. Rainy pulang dan sekarang dia sudah berada di busway, Rainy masih berfikir tentang apa
yang dikatakan Dimas tadi, Dimas menyukai Rainy sebelum Rainy berpacaran dengan
Rian. Rainy sepertinya bingung harus bagaimana dengan semua ini. Rainy mengambil
ponselnya dan dia menghubungi Dimas.
“Halo
Dimas, sorry ya kita nggak jadi ketemu gue nggak enak badan.” Telepon terputus,
Dimas yang berada diseberang telepon heran.
“Pusing
gue, lebih baik gue jomblo daripada kaya gini.” Kata Rainy dalam hati.
*** THE END ***
Data diri :
Siska L. Rumahorbo, lahir di Garoga, Sumatera Utara. Alumni dari Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa di Banten dengan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saat ini
tinggal di Jayapura, bekerja sebagai Admin MCD di Telkomsel Regional Jayapura. Mari kita berteman. Bisa di add FBnya : Siska
Lasria Rumahorbo, atau mau mention2an boleh juga @kikareky dan @kim289_, atau mau follow2an
di instagram juga boleh @KIKAREKY, mau chat di LINE, add aja
siskalasriarumahorbo. Mau baca-baca tulisannya juga boleh banget
di siskalasriar289.blogspot.com. Terimakasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar